Jumat, Maret 18, 2011

Catatan Harianku Part 3


Sabtu, 25 September 2010
“Ara… akhirnya kamu sadar juga sayang. Mama sangat khawatir sama kamu,” tangis mama tak tertahankan lagi menyambut terbukanya kedua kelopak mataku. “Mama, kok semuanya gelap? Kenapa ma? Aku kenapa? Dimana aku sekarang?”, tanyaku terhadap apa yang telah terjadi padaku. Ternyata Mercedes Benz milikku menabrak sebuah truk tronton pengangkut kaca, dan aku ternyata telah koma selama tiga hari. Semuanya menghancurkan masa depanku. Masa depanku menjadi curam. Mataku buta, tulang pada leher dan kaki kananku patah. Menyebabkan aku harus menderita seumur hidupku.
“Ara nggak mau ma, Ara nggak mau kayak gini, menderita kayak gini. Mama tolong Ara ma. Ara mau semua kembali menjadi normal. Ara nggak tahan ma. Kalo kayak gini, lebih baik Ara mati aja ma”, ucapku. “Sayang, mama pasti memberikan yang terbaik buat kamu. Kamu yang sabar ya sayang. Mama janji akan berusaha sekuat yang mama mampu”, jawab mama yang langsung membuat bendungan di mataku membanjir keluar. Tuhan, betapa berat cobaan yang Engaku berikan kepada hamba-Mu ini. Mengapa semuanya harus terjadi sama aku? Aku nggak bisa terus-terusan kayak gini. Tolong hamba Tuhan…
“Ma, papa ada dimana? Willy ada nggak ngejenguk aku selama aku koma?”, tanyaku pada mama. Namun, jawaban hampa yang aku dapatkan. Jawaban yang mama berikan tak seperti apa yang aku mau. Mama tidak tahu dimana keberadaan papa. Mama juga nengatakan bahwa Willy tidak pernah datang ke rumah sakit untuk menjengukku. Bahkan mungkin Willy tidak tahu tentang kabarku sekarang ini. Yah, inilah adanya. Aku harus menerima kenyataan pahit ini. Di balik semua ini pasti ada hikmahnya. Aku percaya bahwa semuanya telah digariskan oleh yang di-Atas. Semoga semuanya cepat berakhir dan semuanya kembali ke keadaan semula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar