Jumat, Mei 18, 2012

My Diary #4


AKU IKHLAS

               Pertama kau merasakan sakit hati yang teramat dalam saat seseorang yang benar-benar aku sayangi berkhianat, pergi meninggalkanku sendiri bersama bayangan lain yang menggantikanku didalam hati pria itu. Aku ikhlas pria itu pergi bersama bayangan lain. Pergi dari hati ini dan hidup  ini. Yang hanya tertinggal yaitu diriku bersama luka di hati ini. Waktu berlalu, lelah ku mencoba untuk melupakan pria itu. Perlahan-lahan ku mencoba untuk menjadi kuat, menerima dengan ikhlas semuanya, dan melupakannya. Dan ternyata aku bisa. Aku bisa menghilangkan pria itu dari  hidupku.
               Aku tersadar hati ini terasa sepi tanpa ada yang menemani, hingga akhirnya aku menemukanmu. Kamu, seseorang yang tak pernah ku kenal sebelumnya. Aku tak tahu mengapa, namun rasa itu tumbuh sendirinya seiring berjalannya waktu mengenalmu. Namun kurasa ini terlalu cepat bagiku dan bagimu. Aku juga tak tahu mengapa perasaan ini tiba-tiba saja bisa muncul. Tak pernah ku mencoba untuk menjadikanmu pelarian. Jika aku menjadikanmu pelarian, aku sudah meninggalkanmu sendiri dan pergi disaat kemarin pria itu datang dan memintaku untuk kembali bersamanya. Aku tak tahu apa yang menahanku untuk tidak kembali bersama pria itu. Dan alasan itu adalah ‘KAU’.
               Hari demi hari kulalui bersamamu dan aku harap kau bisa membalas perasaan ini. Aku harap kau menyambut kedatanganku ini. Dan ternyata aku tidak salah. Aku benar. Harapanku tidak sia-sia. Kau menyambut kedatanganku dan membalas perasaanku yang sebelumnya tak pernah kuduga. Awal bersatunya kita, aku merasa tak ada apa-apa. Aku baik-baik saja. Sampai pada saat aku mengetahui bahwa ada hati yang terluka atas hubungan ini. Ada hati yang selalu menantimu. Aku hati yang selalu menunggumu untuk kembali. Ada hati yang setia menyayangimu.
               Pikiranku terganggu. Aku tak dapat berbahagia sedangkan diluar sana ada seseorang yang tersakiti atas hubungan ini. Aku tahu harus berbuat apa. Aku bingung. Aku tahu bagaimana rasanya jika aku jadi dirinya. Aku tahu betapa rasa sakitnya dia walaupun sakit yang dia rasakan pasti tak sesakit apa yang aku rasakan dulu. Sejak saat itu, aku mulai berpikir. Pantaskah aku bahagia jika ada yang terluka ? pantaskah aku membuatnya sakit sedangkan dia tak ada salah apapun padaku ? pantaskah aku ‘merebut’ kau, seseorang yang ternyata masih ada didalam mimpinya. Tak pantas. Aku merasa bersalah.
               Aku tak ingin ada yang tersakiti atas hubungan ini. Dan ternyata dia telah tersakiti. Aku merasa tak adil jika hanya dia yang tersakiti. Maka aku harus menyakitimu, dan menyakiti diriku sendiri. Dengan begitu aku merasa adil, kita bertiga sudah merasakan sakit. Maafkan aku yang harus meninggalkanmu. Aku tak ingin melihat dia bersedih. Aku tak ingin melihat dia tak bersemangat. Dia masih mengharapkanmu. Dia masih menyayangimu, dan mungkin dia masih mencintaimu. Kembalilah padanya. Aku mengalah. Biarkan aku yang merasakan semua duka ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar