Terlihat
bayangan seorang gadis yang tengah meratapi apa yang sedang terjadi pada
dirinya. ia sendiri. Jenuh dengan pikiran yang kosong. Kesendirian yang tengah
ia ratapi. Hanya ditemani sang mentari yang tengah kembali ke peraduan. Gadis
itu tak tau apa yang harus ia lakukan. Ia hanya bisa termenung. Sesekali ia
menatap langit yang tadinya dihiasi sang mentari kini telah berganti menjadi
bulan dan bintang.
‘Indahnya
langit,’ tuturnya. Gadis itu memuji ciptaan Sang Maha Kuasa. Ia berpikir
mengapa hidupnya tak dapat seterang mentari, tak seindah bulan dan bintang.
Yang ia tahu, hidupnya kini seperti secarik kertas hitam, kelam, kelabu. Tak
ada keindahan warna yang terpancar. Ia berharap ada sesosok bayangan lain yang
menemani bayangannya kini. Berharap bayangan itu dapat menggantikan seseorang.
Seseorang
yang selama ini gadis itu cintai. Seseorang yang kini telah pergi bersama orang
lain. Lelaki itu meninggalkan bayangan dirinya seorang. Gadis itu menyesal.
Menyesali apa yang telah ia berikan kepada lelaki itu. ia merasa sia-sia telah
memberikan sesuatu yang paling berharga miliknya kepada lelaki itu. Ia begitu
mudahnya mempercayai apa yang dijanjikan oleh lelaki itu. Gadis itu tak
menyadari bahwa yang ia lakukan adalah dosa besar. Dosa yang sangat sulit untuk
diampuni.
Namun apalah
daya. Sekarang ia menuai hasilnya. Menuai hasilnya tanpa sang kekasih.
Kekasihnya yang dulu sangat ia cintai begitu mudahnya mencampakkan dirinya.
Seperti kata pepatah, habis manis sepah dibuang. Gadis itu kini hanya bisa meratapi
nasibnya yang malang ini. Asanya untuk menemukan bayangan baru yang akan
menemani bayangannya kian pupus saat menyadari keadaannya sekarang ini. ‘Apa
ada yang masih ingin menerimaku apa adanya?,’ tuturnya. Malang sekali Gadis
itu.
Keputus-asaannya
kian memudar saat ia melihat sesosok bayangan mengahampirinya dengan langkah
lamban. Ia memerhatikan betul langkah dan derap kaki bayangan itu. ia bertanya
dalam hatinya, siapa sesosok bayangan itu? Apakah bayangan itu akan menemani
dirinya? atau bayangan itu hanya ingin mendekatinya dan mengambil semua
miliknya seperti apa yang dilakukan mantan kekasihnya dahulu. Atau mungkin
bayangan itu datang hanya untuk mengejek dirinya karena keadaan dirinya saat
ini.
Bayangan itu
memberikan kehangatan kepada gadis itu karena mantel bulu tebal yang
diberikannya. Gadis itu melihat kea rah sesosok lelaki itu. ia mengenali lelaki
itu. Lelaki itu bukanlah orang asing lagi dalam hidupnya. Lelaki itu adalah
orang yang sangat mencintainya, namun gadis itu selama ini tak pernah
memperdulikannya. Lelaki yang selalu setia menunggunya. ‘Aku ingin kau menikah
denganku’. Kata-kata lelaki itu membuat gadis itu terkejut.
Gadis itu
seolah tak percaya atas apa yang ia dengar. Apakah lelaki ini hanya ingin
mempermainkannya? Rasanya tak mungkin ada lelaki yang menerimanya lagi setelah
adanya keadaan ini. Ia tak tahu harus mengatakan apa. Ia bingung. Air matanya
menetes dari pelupuk matanya.
‘Aku
menerimamu apa adanya. Percayalah, aku mencintaimu,’ tutur lelaki itu. Air yang
tersimpan di pelupuk matanya kian deras mengalir keluar dari mata indahnya. Ia
tak menyangka ini semua akan terjadi. Kini ia telah menemukan pengganti mantan
kekasihnya itu yang akan selalu menemani bayangannya dibawah terangnya bulan
dan indahnya bintang. Gadis itu berharap cinta mereka akan bersemi selamanya.
End…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar