AKU
IKHLAS
Pertama kau
merasakan sakit hati yang teramat dalam saat seseorang yang benar-benar aku
sayangi berkhianat, pergi meninggalkanku sendiri bersama bayangan lain yang
menggantikanku didalam hati pria itu. Aku ikhlas pria itu pergi bersama
bayangan lain. Pergi dari hati ini dan hidup
ini. Yang hanya tertinggal yaitu diriku bersama luka di hati ini. Waktu berlalu,
lelah ku mencoba untuk melupakan pria itu. Perlahan-lahan ku mencoba untuk
menjadi kuat, menerima dengan ikhlas semuanya, dan melupakannya. Dan ternyata
aku bisa. Aku bisa menghilangkan pria itu dari
hidupku.
Aku
tersadar hati ini terasa sepi tanpa ada yang menemani, hingga akhirnya aku menemukanmu.
Kamu, seseorang yang tak pernah ku kenal sebelumnya. Aku tak tahu mengapa,
namun rasa itu tumbuh sendirinya seiring berjalannya waktu mengenalmu. Namun kurasa
ini terlalu cepat bagiku dan bagimu. Aku juga tak tahu mengapa perasaan ini
tiba-tiba saja bisa muncul. Tak pernah ku mencoba untuk menjadikanmu pelarian. Jika
aku menjadikanmu pelarian, aku sudah meninggalkanmu sendiri dan pergi disaat
kemarin pria itu datang dan memintaku untuk kembali bersamanya. Aku tak tahu
apa yang menahanku untuk tidak kembali bersama pria itu. Dan alasan itu adalah ‘KAU’.
Hari
demi hari kulalui bersamamu dan aku harap kau bisa membalas perasaan ini. Aku harap
kau menyambut kedatanganku ini. Dan ternyata aku tidak salah. Aku benar. Harapanku
tidak sia-sia. Kau menyambut kedatanganku dan membalas perasaanku yang
sebelumnya tak pernah kuduga. Awal bersatunya kita, aku merasa tak ada apa-apa.
Aku baik-baik saja. Sampai pada saat aku mengetahui bahwa ada hati yang terluka
atas hubungan ini. Ada hati yang selalu menantimu. Aku hati yang selalu
menunggumu untuk kembali. Ada hati yang setia menyayangimu.
Pikiranku
terganggu. Aku tak dapat berbahagia sedangkan diluar sana ada seseorang yang
tersakiti atas hubungan ini. Aku tahu harus berbuat apa. Aku bingung. Aku tahu
bagaimana rasanya jika aku jadi dirinya. Aku tahu betapa rasa sakitnya dia
walaupun sakit yang dia rasakan pasti tak sesakit apa yang aku rasakan dulu. Sejak
saat itu, aku mulai berpikir. Pantaskah aku bahagia jika ada yang terluka ?
pantaskah aku membuatnya sakit sedangkan dia tak ada salah apapun padaku ?
pantaskah aku ‘merebut’ kau, seseorang yang ternyata masih ada didalam
mimpinya. Tak pantas. Aku merasa bersalah.
Aku
tak ingin ada yang tersakiti atas hubungan ini. Dan ternyata dia telah
tersakiti. Aku merasa tak adil jika hanya dia yang tersakiti. Maka aku harus
menyakitimu, dan menyakiti diriku sendiri. Dengan begitu aku merasa adil, kita
bertiga sudah merasakan sakit. Maafkan aku yang harus meninggalkanmu. Aku tak
ingin melihat dia bersedih. Aku tak ingin melihat dia tak bersemangat. Dia masih
mengharapkanmu. Dia masih menyayangimu, dan mungkin dia masih mencintaimu. Kembalilah
padanya. Aku mengalah. Biarkan aku yang merasakan semua duka ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar